Assallamuallaikum Wr Wb semua
Selamat datang di Blog Saya "My Miracle Heavenia"
Kali ini saya akan memposting Menjaga lidah dari perkataan buruk.
Selamat datang di Blog Saya "My Miracle Heavenia"
Kali ini saya akan memposting Menjaga lidah dari perkataan buruk.
Silahkan dibaca. Semoga bermanfaat...
Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji,
kotor, melaknat, mencela. Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak
menyakiti hati orang lain, dan selalu mengenakkan dalam berbicara atau
berkomentar.
JIKA kita rajin membaca komentar di Facebook atau situs
berita, maka akan kita temukan banyak sekali orang yang berkomentar dengan
kasar, kotor, jorok, cabul, menghujat, mencaci-maki, dan sebagainya,
seakan-akan merekalah yang paling benar.
Komentar di media online atau media sosial memang
gampang. Semua orang berani berkomentar apa saja, terutama mereka yang
menggunakan nama, akun, atau identitas palsu. Identitas palsu
atau “ngumpet” di internet itulah yang menjadikan semua orang merasa
leluasa berbicara dan berekspresi.
Lain halnya di dunia nyata. Sedikit sekali orang yang
berkomentar “seberani” di internet.
Di sisi lain, kita prihatin, banyaknya komentar kasar,
jorok, keji, mengumpan, mencela dan sebagainya itu, juga menunjukkan “jati
diri” bangsa Indonesia yang “katanya” ramah dan santun. Kita jadi ragu,
benarkah bangsa Indonesia ramah? Tapi mengapa komentar bereka banyak yang keji,
seolah-olah mereka tidak berpendidikan dan “tidak beradab” (uncivilized)?
Jika yang suka komentar kotor, jeji, kasar, mengumpat,
mencela, dsb itu adalah orang beriman (mukmin/muslim), maka jelas mereka bukan
muslim yang baik. Kita harus ingatkan. Walaupun kita mengkritik terhadap
perbuatan yang buruk tetapi dalam berkomentar atau menegur sebaiknya dengan
kata-kata yang baik bukan dengan kata kotor dll.
Kaum Muslim dididik dengan ajaran agama yang benar dan
lurus. Islam itu rahmatan lil’alamin (menebar kasih sayang
terhadap sesama) dan mengutamakan akhlak mulia (akhlaqul karimah).
Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji,
kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya yang buruk-buruk. Muslim sejati akan
berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu
mengenakkan dalam berbicara atau berkomentar.
Muslim yang baik itu bersikap “dewasa”, tidak
emosional, tidak suka menghujat, sabar, tenang, hatinya penuh dengan dzikir,
hatinya bersih, cool, calm, dan anti-kekerasan.
Melalui Rasulullah Saw, ajaran Islam mengajarkan
kepada setiap kaum mukmin agar berkata yang baik saja atau diam. Qul khoiron
auliyashmut. Berkata yang baik atau diam.
Rasulullah Saw juga menegaskan, orang beriman itu
tidak suka mencela, melaknat, berkata-kata keji dan berbicara kotor.
لَيْسَ اْلمـُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لَا
اللَّعَّانِ وَ لَا اْلفَاحِشِ وَ لَا اْلبَذِيِّ
“Bukanlah seorang mukmin orang yang suka mencela,
orang yang gemar melaknat, orang yang suka berbuat/berkata-kata keji, dan orang
yang berkata-kata kotor/jorok” (HR Bukhori, Ahmad, Al-Hakim, dan Turmudziy dari
Ibnu Mas’ud).
Hadits shahih yang termaktub dalam kitab al-Adab
al-Mufrad, Sunan at-Turmudziy, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, dan Silsilah
al-Ahadits ash-Shahihah itu menegaskan jati diri dan perangai mulia kaum
mukmin sejati.
Tegasnya, Muslim yang Baik Tidak Akan Berkata
Kasar & Kotor, termasuk dalam berkomentar di media online atau media
sosial, sekalipun identitasnya disembunyikan atau “palsu”.
Semoga kita diberi kekuatan untuk menjadi Muslim
yang Baik, taat perintah Allah dan Rasul-Nya, termasuk tidak berkata kasar,
kotor, keji, mengumpat, dan sebagainya. Amin! (risalahislam.com).*
Terimakasih telah berkunjung
Wassallamuallaikum Wr. Wb
Salam Hidup
Salam Keajaiban......